Rabu, 27 Agustus 2008

Artikel


BIJAKSANA DAN BERPANDANGAN JAUH KEDEPAN

Oleh: Drs. Petrus Souisa, M.Ed.


Hanya orang yang bijaksana dan berpandangan jauh ke depanlah yang
dapat melihat krisis yang akan terjadi dan dapat bertindak dengan
tepat mengatasai krisis tersebut.

Diceritakan dalam sejarah China pada akhir tahun 206 SM, dinasti Chin jatuh. Namun demikian, pemerintahan yang baru belum terbentuk. Sementara itu pasukan-pasukan berkeliaran di ibu kota yang telah hancur. Para jenderal dan pejabat sibuk mengerahkan tentara-tentara mereka untuk menjarah istana kerajaan yang megah dan puri-puri milik orang-orang kaya. Semua tentara dengan susah payah mengangkuti tumpukan-tumpukan emas dan perak, perhiasan yang mahal, barang-barang antik yang berharga. Namun, seorang komisioner yang berpandangan jauh ke depan bernama Hsiao Ho memerintahkan para bawahannya untuk mengambil alih Biro Informasi. Bukannya harta benda yang dipungut, tetapi para tentara-nya justru memenuhi kereta-kereta mereka dengan peta militer, data sosial, tabel populasi, dan statistik yang penting.
Segera setelah penjarahan besar ini, pecahlah perang saudara. Tabel-tabel dan peta-peta yang terselamatkan itu menunjukkan pentingnya beberapa lokasi yang strategi dan mengungkapkan banyak tempat persembunyian senjata dan perbekalan. Majikan Hsiao Ho yang bernama King Han merasa sangat puas dengan informasi penting ini, dan menyanjung sang komisioner yang tanggap terhadap keadaan Komisioner tersebut kemudian diangkat menjadi perdana menteri pertama.
Sedangkan pada masa situasi tanpa aturan dan hukum (chaos) tersebut, kebanyakan orang sibuk menimbun logam-logam berharga, seorang pegawai toko mengumpulkan banyak tepung dan gandum. Segera sesudah itu pecahlah perang saudara yang dahsyat. Para petani tidak dapat menanami ladang gandum mereka, dan harga-harga bahan makanan membubung tinggi. Gabah menjadi sama berharganya dengan emas. Pegawai toko itu menjual barang-barangnya sedikit demi sedikit, dan memperoleh keuntungan yang besar. Orang lain menyimpan tumpukan emas dan perhiasan tanpa mengetahui di mana mereka dapat menukarkan kekayaan mereka itu dengan makanan dan akhirnya mereka mati kelaparan.
Pelajaran yang bisa diambil dari sejarah China ini adalah pada masa-masa krisis atau chaos, emas dan barang-barang berharga yang lain, yang pada umumnya kita hargai tinggi, belum tentu merupakan barang yang paling berharga. Jadi, dibutuhkan orang yang mempunyai visi ke depan untuk menilai situasi dan kondisi.
Kita patut bersyukur di sekolah yang kita cintai ini ada sarana komunikasi melalui Pro Jugend yang sudah terbit dari waktu ke waktu yang sampai saat ini dalam tahun 1 sudah terbit 46 volume, dan kita harapkan harta informasi yang kita miliki dan yang bermanfaat ini kita tetap terus lestarikan dan tingkatkan menjadi media komunikasi yang lebih baik lagi dan membawa kehidupan kita menjadi orang yang bijaksana dan berpandangan jauh kedepan. Tetap semangat !!! Succes is my right.