Tampilkan postingan dengan label POEMS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label POEMS. Tampilkan semua postingan
Kamis, 22 Mei 2008
PUISI
CINTA SEMALAM
Bintang berkilau, bulan bersinar cerah…
Lampu-lampu kota gemerlapan
Terkadang samara terlihat, tertutup tebalnya kabut
Sungguh indah pemandangan malam itu
Suhu yang semakin menurun dan rintik hujan yang mulai tercurah dari langit membuat badan ini menggigil…
Tiba-tiba engkau datang membawa kehangatan dalam diriku, mendekapku erat, seolah tak ingin di lepas lagi…
Kupandangi wajahmu hampir tak berjarak…
Mungkin ini dosa, atau entah apa, tapi sungguh, AKU CINTA SEMALAM!
By: Healophyan “1958”
Selasa, 13 Mei 2008
PUISI--KEHADIRANMU
Kau tahu…?
Kehadiran merubah jalan hidupku
Kehadiranmu melenyapkan impianku
Kehadiranmu menghancurkan kembali
Rasa percayaku…
Kehadiranmu menumbuhkan rasa benci
Yang tak pernah ada kini…
Langit cerah terasa gelap bagiku
Matahariku kian redup
Seiring berjalannya waktu
Blue one’s Xb
Kehadiran merubah jalan hidupku
Kehadiranmu melenyapkan impianku
Kehadiranmu menghancurkan kembali
Rasa percayaku…
Kehadiranmu menumbuhkan rasa benci
Yang tak pernah ada kini…
Langit cerah terasa gelap bagiku
Matahariku kian redup
Seiring berjalannya waktu
Blue one’s Xb
PUISI--BERTEPUK SEBELAH TANGAN
Ketika kusadari
Bagaimana perasaanmu sebenarnya
Ku hanya diam
Ku tahu cintaku
Bertepuk sebelah tangan
Aku tahu…
Cinta tak harus memiliki
Tapi kenapa???
Kenapa kau memberiku harapan…
Kalau kau tak miliki rasa itu
Rasa cinta yang tumbuh
Dari dasar hatimu
Walaupun bumi menelan langit
Aku akan tetap mencintaimu
Sampai tiba waktuku
Menutup mata…
Sampai jantungku berhenti
By:BlueOne’s.
Bagaimana perasaanmu sebenarnya
Ku hanya diam
Ku tahu cintaku
Bertepuk sebelah tangan
Aku tahu…
Cinta tak harus memiliki
Tapi kenapa???
Kenapa kau memberiku harapan…
Kalau kau tak miliki rasa itu
Rasa cinta yang tumbuh
Dari dasar hatimu
Walaupun bumi menelan langit
Aku akan tetap mencintaimu
Sampai tiba waktuku
Menutup mata…
Sampai jantungku berhenti
By:BlueOne’s.
Jumat, 22 Februari 2008
GUNDAH GULANA
Risau hatiku memikirkan dirimu…
Walaupun aku tak melihatmu lagi…
Sampai saat ini…
Senyummu…
Gerakmu…
Itulah sumber bahagiaku.
Tapi kau semakin menjauh dan jauh, bagai kapal yang tak hendak berlabuh.
Aku tak mau. Aku tak ingin. Bingung!
Apa yang harus kulakukan? Aku tak mau kau tinggalkan.
Tapi aku malu walau sebenarnya hati ini mau.
Aku ingin meraihmu, menggapaimu. Haruskah aku maju? Atau malah mundur dengan malu?
Aku pasti bisa meraihmu, cinta! Menjadi milikku selamanya!
Evi Sihombing (XI IPA)
Kamis, 14 Februari 2008
CINTA SEJATI
Oh, kemanakah ku kan bertanya tentang dirimu
Oh, cinta pertamaku, di manakah engkau kini?
Dan kau pergi saja tinggalkan diriku sendiri
Tahukah kau aku kan selalu setia menunggumu
Kau ajarkan aku dengan cinta tulus suci
Kau ajarkan aku cinta untuk pertama kali
Kaulah cintaku yang sejati walau kini ku tak sendiri
Kau selalu di dalam hati, slalu untuk pertama kali
Mungkin bila engkau disini, hatiku pun akan kem bali...
Cinta suci sejati tak pernah mati…
Oleh: Vna (XI-IPA)
Kamis, 13 Desember 2007
Puisi
SYUKURKU
Syukurku untuk tidur yang lelap
Syukurku untuk bangun pagi yang segar
Syukurku untuk sarapan pagi yang nikmat
Syukurku untuk tanggungjawab yang kuemban
Syukurku untuk makan siang yang menyehatkan
Hanya kepada Allah syukurku kupanjatkan.......
Syukurku untuk materi yang kuperoleh
Syukurku untuk kesehatan yang kurasakan
Syukurku untuk kegembiraan yang kupancarkan
Syukurku untuk pengampunan yang kudapatkan
Syukurku untuk kebahagiaan yang kunikamati
Hanya kepada Allah syukurku kutambatkan.
Oleh: Helena Elizabeth Souisa
Selasa, 13 November 2007
PUISI
K E S U S A H A N
Tuhan, tolonglah kami untuk menerima kasihMu
yang kau berikan tanpa imbalan apa pun
Dan ajarilah kami untuk berterima kasih
atas berkatMu yang begitu banyak.
Namun, bantulah kami juga untuk menyadari
bahwa kasihMu kau berikan dalam berbagai cara
Dan tidak selalu dalam bentuk kegembiraan
dan hari-hari yang cerah dan penuh pesona
Karena seringkali Engkau pun mengirimkan kesusahan
yang kami tolak dengan ceroboh,
Tanpa menyadari bahwa itu lah kehendak Mu
dan bahwa kami harus menerimanya dengan ceria.
Dan dalam kesusahan dan kesenangan
kami selalu akan mendengar suaraMu
Jika kami dengarkan dalam keheningan
dan menemukan alasannya untuk bergembira. PS
Jumat, 09 November 2007
PUISI MINGGU INI
HMM…
Oleh: MELLISA SIHOTANG (XII-IPA)
Dulu…
Kapan ya…?
Aku lupa…
Coba aku ingat…
Mungkin mereka lupa,
Lupa kisahnya
Lupa tawanya
Lupa marahnya
Lupa suaranya
Lupa bahasanya
Tatapan matanya
Lupa sikapnya
Dan mereka pun melupakannya
Tapi anehnya,
Anehnya, aku mengingatnya…
Aku ingat tiap senyumannya
Aku ingat air matanya
Aku ingat doanya
Aku ingat sentuhannya
Aku dengar tiap detak jantungnya
Aku rasa tiap tarikan nafasnya
Dan aku pun mengingatnya…
Sampai kapan…?
Mungkin sampai aku lupa...
Kapan ya…?
Aku lupa…
Coba aku ingat…
Mungkin mereka lupa,
Lupa kisahnya
Lupa tawanya
Lupa marahnya
Lupa suaranya
Lupa bahasanya
Tatapan matanya
Lupa sikapnya
Dan mereka pun melupakannya
Tapi anehnya,
Anehnya, aku mengingatnya…
Aku ingat tiap senyumannya
Aku ingat air matanya
Aku ingat doanya
Aku ingat sentuhannya
Aku dengar tiap detak jantungnya
Aku rasa tiap tarikan nafasnya
Dan aku pun mengingatnya…
Sampai kapan…?
Mungkin sampai aku lupa...
Rabu, 31 Oktober 2007
PUISI
Taufik Ismail :
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya....
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu....
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Rabu, 24 Oktober 2007
P U I S I
TAK SEMPURNA
Pejamkan mata hatiku
Heningkan perasaanku
Hilangkan benih cintamu
Yang pernah bersemi dihati
Ku coba pejamkan mata hatiku
Ku coba pejamkan mata hatiku
Sekali lagi tuk berfikir
Masihkah salju hatimu
Seputih sayap malaikatku
Yang ada di surga langit
Masih terlintas dilubuk hatiku
Masih terlintas dilubuk hatiku
Senyum tulusmu padaku
Manis bibirmu saat ku kecup
Hangat peluk tubuhmu
Semua masih terekam merdu
Mata air dihatiku meluap
Mata air dihatiku meluap
genangi kelopak mataku
Tetes demi tetes disela mataku
Terjatuh lepas bersama isakku
Tiap tetes air mataku
Tiap tetes air mataku
Hilangkan cintaku padamu
Pudarkan janjimu padaku
Yang pernah kau benarkan
Hanya untukku selalu
Semua tak sempurna
Semua tak sempurna
Karena kau telah temukan malaikat penjagamu
Semua hanya jadi drama cintaku
Dengan tawamu diatas laraku
Walau hatiku teriak ingkari
Walau hatiku teriak ingkari
nyatapi rasa itu masih ada
walau ku harus tetap bersandiwara
apakah menanti itu suatu hal yang memuakkan
Selasa, 23 Oktober 2007
P U I S I
THE TIME IS NOW
The Time is here, the time is now
The time for all man kind
To join together hand in hand
And leave our fear behind
Like a rock of ages stand
Raise your voices loud
Spread the word
that it be heard
high above the crowd
Till the end it must be voiced
One and all forone
Every father's daughter
And every mother's son
The time is here, the time is now
The time for all mankind
To join together hand for peace
and leave all war behind
The time is here, the time is now !!!!
Kamis, 18 Oktober 2007
PUISI
PENGHARAPAN
Oleh: J. SIMBOLON
Esok aku masih punya waktu,
Bukan untuk dengar jeritan :
Makan apa
Mau beli apa
Mau pakai apa, di mana ku
Baringkan bentuk tubuh ini
Tapi...buat mengecap desiran angin
semilir, mengandung pengharapan
Esok aku masih punya waktu
bukan untuk bertanya :
Apa yang dapat kubuat untukmu
Tapi...waktu buat mengabdi dan berbakti
Ada waktu untuk esok, buat dengar
Bisikan apa yang dapat kita perbuat
Untuk bangsa kita
Untuk negara kita
Untuk agama kita
Untuk Tuhan kita
Ada hari esok untuk kita nikmati angin
semilir yang mungundang pengharapan…
Purwodadi, 16 Oktober 2007
Minggu, 14 Oktober 2007
PUISI

HILANG BERSAMA ANGIN
DELLA IRNA SINAGA (XI-IPA)
Sahabat, Kutulis surat ini di kala langit tak lagi biru... Goresan demi goresan kurangkai dengan tinta hitam yang mnyamai batinku yang gelap... Batinku memang gelap segelap hatimu di saat kau tak pedulikan aku lagi. Yah, memangnya siapa aku ini, berani berkata begitu? Sahabat, masih pantaskah aku memanggilmu begitu? Tanyakan saja pada sang waktu yang menjadi saksi mata di saat kita berbagi. Oh, tidak! Rona jiwamu memadamkan pelita simpatiku. Kini yang berpijar hanya rasa sayang yang hampa. Wahai sahabat! Hembuskanlah sekuat tenaga kenangan itu, agar pergi bersama angin Dan hilang tak tinggalkan jejak...
DELLA IRNA SINAGA (XI-IPA)
Sahabat, Kutulis surat ini di kala langit tak lagi biru... Goresan demi goresan kurangkai dengan tinta hitam yang mnyamai batinku yang gelap... Batinku memang gelap segelap hatimu di saat kau tak pedulikan aku lagi. Yah, memangnya siapa aku ini, berani berkata begitu? Sahabat, masih pantaskah aku memanggilmu begitu? Tanyakan saja pada sang waktu yang menjadi saksi mata di saat kita berbagi. Oh, tidak! Rona jiwamu memadamkan pelita simpatiku. Kini yang berpijar hanya rasa sayang yang hampa. Wahai sahabat! Hembuskanlah sekuat tenaga kenangan itu, agar pergi bersama angin Dan hilang tak tinggalkan jejak...
Senin, 08 Oktober 2007
TUHAN , BERILAH KAMI LELAKI
PUISI
TUHAN, BERILAH KAMI LELAKI
Tuhan, brilah kami lelaki !
Zaman ini menuntut.
Daya pikir kuat, hati mulia,
iman sejati dan tangan yang siap;
Lelaki yang tidak mati kutu
karena rayu jabatan;
Lelaki yang punya pendirian
dan kemauan keras;
Lelaki yang tak ada dusta pada lidahnya;
Lelaki yang punya kehormatan;
Lelaki yang tegap berdiri di tengah angkara maut
Dan yang berani mengutuk penghianatan
tanpa berkejap?
Lelaki yang perkasa,
bermahkotakan mentari, mengatas kabut
Dalam melayani masyarakat nurani berucap;
Karena sementara jelata,
dengan tekad luhur terlena
Dengan semboyan kosongnya dan
perbuatan kerdilnya
Bercampur perjuangan untuk perkaya diri. NN.
G U R U
Puisi
G U R U
Oleh: Leslie Pechnihil
Tuhan, Siapakah aku ini
Sehingga boleh mengajarkan jalanmu
Hari lepas hari kepada anak-anakmu
Bukankah akupun rawan tersesat
Aku mengajarkan mereka pengetahuan
Namun aku menyadari betapa kecilnya
cahaya lilin pengetahuanku
Aku mengajarkan mereka kuasa
untuk berkehendak dan berbuat
Tetapi sekarang barulah aku melihat
kelemahan demi kelemahanku
Aku mengajarkan mereka untuk mengasihi
semua manusia dan semua ciptaan tuhan
Namun aku menyadari,
Bahwa kasihku masih jauh dari cukup Tuhan.
Jika aku harus tetap menjadi pemandu bagi mereka
Oh, biarlah anak-anak kecil itu melihat
Bahwa guru mereka bersandar erat-erat pada Engkau
PUISI
SEKAM TERBALASKAN AIR MATA
Yosua Indera
Kenapa batu-batu meneteskan air mata
Kenapa laju air semakin tak terasa
Apakah dia kan datang mendekat
Apakah semuanya tahu bahwa kuk itu akan kita rasa…
Oh...engkau Sang Maha Empunya semuanya ini
Dengarkanlah jeritan batu-batu di lading
Suara tangisan lagu air yang semakin menghilang
Apa guna awan hitam meneteskan air mata
Apa guna di segala penjuru terdengar teriakan
Sudah...sudah, kuk kian menghilang, batu-batuan kan’ riang…
Tetapi harapan tak jauh dari sebuah mimpi
Mimpin… mimpi yang kian semakin nyata
Bunga-bunga bangsa yang selalu menorehkan jeritan kesia-siaan…
Sudah cukup, sekam terbalaskan air mata...
LILIN KECIL, TERANG KECIL
Gibson Hutabarat
Atas meja pada kaki dian
Ada lilin lima batang
Nyala api belum terpasang
Gadis kecil dalam langkah kecil
Datang hampiri lilin-lilin kecil
Disulut api pada korek
Nyalakan lilin jadi terang
Maka gelap hilang sekejap
Hatipun riang bersuka-suka
Lilin bersinar terang benderang
Gadis di samping duduk memandang
Memperhatikan cahaya memancar
Menerangi dunianya sekitar
"Kalaulah aku bisa bersinar," bisiknya
"Tentu engkau bisa, anakku.
Bahkan lebih dari sinar kecil.
Yakinkan dirimu kuatkan hatimu
Serahkan jiwamu
Pasrahkan hidupmu
Biarkan Roh mengisi hati dan pikiranmu
Tekun berdoa waktu terang maupun gelap
Gadis kecil hatinya tersentak
Mendengar bisik lembut mendamba
Secerca harapan berbunga di dada
Menjadi terang adalah cinta dan cita
Lilin kecil nyalanya nyala sukma
Ia amati tubuh lilin-lilin kecil
Itu tubuh hancur meleleh
Hancur meleleh, hingga sirna sinar penghabisan
Terjamah hati si kecil
Akan besarnya pengorbanan lilin-lilin kecil
Rela lebuir demi terangi dunianya sekitar
Tekad telah bulat:
"Aku rindu menjadi terang kecil agar gelap lenyap berhenti terang
Tak peduli penghalang melintang
Topan badai kan kuterjang
Aku tahu tubuhku kecil
Biar kecil tak menyapa
Yang penting kebesaran jiwa
Tak kalah penting keberanian dan kebenaran
"Terang kebenaran harus memancar
Biarpun hidup susah sukar."
Jakarta, 14 Juni 2000
Langganan:
Postingan (Atom)