Selasa, 28 Agustus 2007

HUMOR


ANJING DAN KELEDAI

Seorang yang baru saja menemukan cara memahami arti
suara-suara yang dikeluarkan binatang, pada suatu berjalan
sepanjang lorong di desa.

Dilihatnya seekor keledai, yang baru saja meringkik dan di
sampingnya ada seekor anjing, menyalak-nyalak sekeras-keras-
nya.

Ketika orang itu semakin dekat, arti pertukaran suara
binatang itu bisa ditangkapnya.

"Uh, bosan! Kau ngomong saja tentang rumput dan padang
rumput yang kering bisa dipergunakan sebagai pengganti
daging," katanya menyela.

Kedua binatang itu memandangnya sejenak. Anjing menyalak
keras-keras sehingga suara orang itu tak terdengar sama
sekali; dan keledai menyepak dengan kaki belakangnya tepat
mengenai orang itu sampai kelenger.

Kemudian kedua binatang kembali adu mulut.

Catatan

Kisah ini, yang menyerupai kisah Rumi, adalah fabel dalam
kumpulan kisah Majnun Qalandar, yang mengembara selama empat
puluh tahun pada abad ketiga belas, membacakan kisah nasehat
di pasar-pasar. Beberapa orang mengatakan bahwa ia
benar-benar gila (seperti yang ditunjukkan oleh namanya);
orang-orang lain beranggapan bahwa ia merupakan salah
seorang di antara "Orang-orang yang berubah"-- yang telah
mengembangkan pengertian adanya hubungan antara benda-benda,
yang oleh orang-orang biasa dianggap terpisah.