Rabu, 04 Juni 2008

RENUNGAN



K O M P A S


Pernahkah saudara tersesat di jalan ? Mungkin Saudara berada di suatu kota yang kurang Saudara kenali jalan-jalannya. Saudara ingin segera bertemu dengan seseorang yang bertempat tinggal di suatu jalan tertentu. Namun setelah berputar-putar sekian menit lamanya Saudara belum juga menemukan rumah orang tersebut, bahkan rasanya hanya berputar-putar menghabiskan waktu dan tenaga saja. Nah, dalam keadaan demikian tentu Saudara akan merasa jengkel, bukan ??

Tetapi kalau hanya tersesat di kota, itu masih mudah, Saudara dapat bertanya kepada orang-orang yang tinggal di sekitar situ atau dapat mencari pos polisi untuk mendapatkan informasi yang benar. Namun alangkah tidak sederhananya kisah tentang orang yang tersesat ini, kalau kejadiannya bukan di dalam kota melainkan di tengah-tengah samudra yang luas, atau di tengah gurun pasir yang panas terik, atau di dalam hutan rimba yang lebat. Karena itu kalau orang bepergian jauh tidak cukup hanyalah berbekalkan keberanian belaka. Ia harus memiliki suatu alat yang banyak faedahnya bagi orang yang bepergian, baik di udara --- di laut -- di hutan -- di gunung dan sebagainya. Alat itu kelihatannya kecil saja bentuknya, tetapi jelas manfaatnya luar biasa. apakah nama alat itu ? Namanya ialah : Kompas.

Para ahli sepakat bahwa bentuk-bentuk kompas yang sederhana telah dijumpai sejak masa sebelum tahun 1200 di Eropah dan juga di daerah Timur jauh. Dengan kemajuan teknologi teknologi, orang juga semakin menyempurnakan kompas ini sehingga akhirnya mencapai bentuk yang sering kita lihat yaitu menyerupai sebuah buatan dengan angka-angka yang menunjukkan derajat dari nol sampai 360 derajat, serta petunjuk tentang arah-arah yang lengkap: Utara - Selatan - Timur - Barat - Tenggara dan sebagainya. Di samping itu ada sebuah jarum yang dapat menunjukkan arah. Biasanya kompas ini digerakkan berdasarkan sifat magnetis bumi, sehingga sering pula disebut : Kompas magnetis.

Faedah dari kompas yaitu : menunjukkan arah yang benar bagi seorang kelana yang sedang mengadakan perjalanan. Tanpa kompas, ia dapat tersesat jauh sekali. DEngan kompas, terjaminlah tujuan perjalanan itu.

Saudara yang budiman, bukankah kehidupan manusia di dunia ini juga sebenarnya hanyalah merupakan suatu perjalanan yang singkat saja? Kita dilahirkan -- hidup -- bertambah tua -- dan akhirnya mati. Inilah garis-garis kehidupan yang harus kita jalani selama kita hidup di dunia ini. Tidak jarang kita tersesat dalam hutan-rimba kehidupan ini, sehingga kehilangan arah kehidupan yang sebenarnya. Kalau kita baca harian-harian yang terbit di ibukota, sering kita jumpai berita-berita tentang orang yang kehilangan arah dalam hidupnya, sehingga tidak sedikit yang mengambil keputusan nekad yaitu : membunuh diri. Oleh karena itu alangkah pentingnya fungsi sebuah kompas yang bukan kompas magnetis, tetapi Kompas hidup manusia, yang dapat menunjukkan arah hidup manusia yang sebenarnya di dunia ini.

Untuk mengerti tentang Kompas Hidup ini marilah kita melihat kehidupan seorang perempuan yang tinggal di daerah yang namanya Samaria, kurang lebih 2000 tahun yang lalu. Pada suatu hari yang panas terik, perempuan ini datang membawa sebuah tempayan ke tepi sebuah sumur. Maksudnya tentu saja mau mengambil air dari sumur tersebut. Mengapa ia justru memilih waktu siang hari di mana panas matahari sangat terik? Biasanya perempuan-perempuan lain mengambil air di sumur itu pada pagi hari di mana cuaca masih segar. sebabnya tak lain ialah perempuan ini merasa malu bertemu dengan perempuan-perempuan lainnya. Rupanya ia mempunyai kehidupan yang kurang begitu baik, bahkan sebenarnya ia sudah kehilangan arah dalam hidupnya ini. Ia tidak lagi mengerti apa sebenarnya tujuan hidup manusia yang sebenarnya di dunia ini. Ia telah lima kali bersuami dalam usahanya mencari makna hidup ini, tetapi kesemuanya itu berakhir dengan kekecewaan dan keputus-asaan belaka. Dalam keadaan yang demikian datanglah perempuan ini ketepi sumur untuk mengambil air. Dan di sumur itu ia bertemu dengan Tuhan Yesus yang megnetahui segala hal ihwal perempuan ini, sehingga ia sangat terkejut. Akhirnya Yesus memberikan FirmanNya serta menerangkan tentang air hidup yang dapat memberikan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya. Perempuan ini membuka hatinya dan menerima semua yang diajarkan Tuhan Yesus kepadanya.

Ia datang ke sumur dengan kehilangan arah hidup, tetapi ia kembali dari sumur itu dengan menemukan arah hidup yang baru sehingga dikatakan dalam Yohanes 4:39 sebagai berikut,"Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus oleh karena kesaksian perempuan itu........" Yohanes menekankan bahwa satu-satunya kompas hidup yang diperlukan ialah di dalam firman Yesus, yang dapat mengubah hidup manusia. Ia adalah Allah dan Juruselamat dunia yang datang untuk memberikan hidup kekal kepada manusia yang mau menerimanya. Bagaimanakah arah kehidupan Saudara saat ini ? Sebelum kehilangan arah, datanglah kepada Yesus untuk memiliki Kompas Hidup itu.