Rabu, 19 Maret 2008

Dengarkan mereka bicara



PAK KUDA YANG PENGAMPUN


Suatu hari, Kancil tertangkap basah telah mencuri ketimun di ladang Pak Rusa. Maka dengan berbondong-bondong maling berkaki empat itu diarak ke kantor Pak Kuda supaya diadili. Tetapi di tengah jalan si Kancil sudah sembab dijotosi pengaraknya sampai dia setengah teler. Di kantornya, Pak Kuda bertanya, mengapa Kancil dipukuli? Massa menjawab, "Karena Kancil mencuri ketimun." Tetapi Pak Kuda berkilah, siapapun juga yang belum dihadapkan di meja pengadilan dan belum dinyatakan bersalah, kita tidak boleh main hakim sendiri. Maka proses peradilan itu pun segera dimulai. Di hadapan persidangan itu Kancil mengaku bahwa ia telah berbuat salah karena mencuri ketimun milik orang lain. "Kenapa kamu mencuri?" hardik Pak Kuda. "Saya kelaparan. Pak. Saya tidak punya pekerjaan, dan anak saya perlu makan." "Pentung gundulnya saja, Pak Kuda." teriak massa. "Iya. Pak. Setiap pencuri memang harus mati." kata yang lain pula. "Dengarlah, Saudara-saudara." lerai Pak Kuda. "Kita dapat berkata macam-macam seperti itu, karena perut kita sekarang ini lagi kenyang. Tetapi apakah kita juga dapat berkata sesuci itu jika perut kita sedang kelaparan? lanjut Pak Kuda. "Saudara kita ini mencuri karena perut yang lapar, dan bukan karena jiwanya yang lapar sehingga menimbulkan kerakusan untuk menguasai barang milik orang lain." Massa yang berkerumun itu kemudian pada berguman dengan argumentasinya masing-masing. Tetapi dari sekian banyak suara itu tak satupun yang dapat memberikan jalan keluar yang dapat mengobati perut Kancil yang lapar, kecuali satu; mereka bubar sambil membawa PR. Para binatang di hutan itu segera pulang ke rumah masing-masing dengan penuh kekecewaan. Sementara setelah meeka pergi, Pak Kuda berkata kepada Kancil. "Berusahalah engkau mendapatkan kebutuhanmu sebaik-baiknya untuk dapat bertahan hidup, tetapi jangan berbuat jahat."


*******************

Kita lebih sering menjadi polisi yang pintar mencari-cari kesalahan orang, tetapi tidak pintar untuk menjadi dokter yang dapat menyembuhkan penyakit orang.


"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda." (Yesaya 1:16-17).