Selasa, 25 November 2008

DENGARKAN MEREKA BICARA


MERPATI TAK LAGI BERKICAU

Suatu hari Ibu kelinci tampak bersedih hati, duduk manyun di depan rumahnya. Ia tidak lagi tampak putih cantik dan lincah berlarian seperti biasanya, melainkan lesu, lusuh dan tidak bergairah.
Bu Merpati memperhatikannya sejak tadi dari atas dahan. Tetapi lama kelamaan bosan juga melihat tetangganya yang termangu seperti itu, maka ia segera mendekati.
"Kenapa kamu suntrut seperti itu. Bu Kelinci ? Padahal biasanya kamu ceria sekali," sapa Bu Merpati. "berkicau" kepada tetangganya.
"Susah," jawab Bu kelinci. "Rasanya tidak perlu aku hidup bertetangga dengan kawan sebelah, dan yang lain-lainnya." lanjut Bu Kelinci dengan ketus.
"Lho, memangnya kenapa sih?" desak Bu Merpati pula.
"Bayangkan, betapa repotnya aku harus menanam kacang dan wortel di kebun. Tetapi begitu berbuah, belum sempat aku mencicipi hasil keringatku itu, sudah datang si Jerapah minta sumbangan." kata Kelinci menjelaskan. "Belum lagi, cara memintanya pun pakai membilang ini dan itu, Milih yang ini dan milih yang itu. Apa enggak kesal?"
Bu Merpati mengangguk-angguk mendengarkannya. Dan ketika dalam perjalanan hendak pulang ke rumah. Merpati bertemu dengan si Jerapah. Hewan berleher super panjang itu pun mengeluh kepadanya. Katanya, ia barusan pulang dari Puskesmas,memeriksakan anaknya yang sakit perut lantaran kebanyakan makan sayur kacang. Maka jika tidak berkeberatan dan ada uang. Jerapah minta tolong agar dipinjami uang barang seribu-dua ribu untuk memberlikan obat bagi anaknya itu.
"Kamu ini bagaimana, sih Jerapah? Dari rumah Kelinci, kamu minta sumbangan. Tapi begitu hasil sumbangan itu kamu makan dan kamu menjadi sakit, sekarang kamu cari pinjaman kepadaku. Lalu apa dong usahamu untuk mencukupi hidupmu sendiri itu, kok keahlianmu cuma minta dan pinjam melulu." kicau Burung Merpati lagi seperti Kutilang. Mendengar kata-kata ini hati Jerapah jadi terbakar. Ia marah bukan kepalang dan mengancam akan membunuh si Burung Merpati. Tentu saja Merpati sangat ketakutan, karena sebagai burung ia tidak pernah bertengkar dengan yang lain. Maka dengan tergopoh-gopoh ia minta perlindungan kepada Pak Mawas, dan melaporkan duduk perkaranya.
"Jika aku menjadi Kelinci, aku akan mengikhlaskan semua kacang yang telah diminta oleh Jerapah. Karena jika pemberianku tidak kuberikan dengan ikhlas. Tuhan tidak akan membalasku dengan berkat yang lain." kata Pak Mawas perlahan. "Jika aku menjadi kamu Merpati. Aku akan menutup mulutku di depan Jerapah. Karena lebih baik aku berdiam diri, jika aku tidak dapat menemukan kata-kata bijak yang dapat menyejukkan hati, karena masing-masing kelakuan kita tentu ada sebabnya." Maka sejak saat itu Burung Merpati tidak pernah berkicau lagi.

****

Murah hati membuat hidup jadi seringan kapas.

"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima. Kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu........ Seperti ada tertulis:'Orang yang mengumpulkan banyak, tidak berlebihan, dan orang yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan.'" (11 Korintus 8:12,15).