Selasa, 18 Maret 2008

ARTIKEL



MINAT BELAJAR DAN HARAPAN ORANG TUA


Oleh: Drs. Petrus Souisa, M.Ed


Dalam sebuah studi yang dibuat dan dirancang untuk menemukan mengapa siswa-siswi di Amerika sekarang menunjukkan prestasi di bawah rata-rata Internasional dalam matematika dan sains. Kalau dibandingkan dengan siswa-siswi yang berprestasi tertinggi di Jepang dan Hongkong. Harold W. Stevenson dan Shin-Ying Lee mewancarai hampir 1500 orang siswa dan ibu mereka dan ditemukan bahwa : anak-anak dari Amerika, Jepang dan Hongkong sekalipun dari latar belakang budaya yang berbeda, tidak mempunyai perbedaan dalam kemampuan intelektual bawaan mereka. Perbedaan yang nyata adalah terlihat dalam hal minat belajar dan harapan orang tua mereka. Para Ibu di Jepang dan China menaruh harapan yang lebih tinggi dalam mengantisipasi keberhasilan. Menaruh harapan dan menekankan pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain menetapkan standar pendidikan yang lebih tinggi, kaum ibu Jepang dan china lebih menekankan pentingnya kerja keras, kalau dibandingkan dengan kaum ibu di Amerika, yang lebih menekankan kemampuan bawaan anak. Sebagai contoh : Di Jepang anak-anak bersekolah 60 hari lebih lama dalam setahun di banding di Amerika (1/3 lebih banyak dari Amerika) dan mereka rata-rata harus mengerjakan PR empat jam per hari di banding rata-rata empat jam per minggu bagi anak-anak Amerika. Dari beaya yang di keluarkan, orang Jepang dan orang Amerika menghabiskan dana yang sama untuk pendidikan anak-anak mereka (+ 7 persen produk nasional bruto). Kelas-kelas sekolah Jepang mempunyai perbandingan guru-murid yang jauh lebih besar (40:1, padahal untuk sekolah di Amerika mempunyai perbandingan 25:1). Dan yang mengherankan, ternyata sekolah-sekolah Jepang tidak begitu memanfaatkan teknologi dalam ruang kelas kalau di bandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di Amerika pada umumnya. Perbedaan yang menyolok tampak pada ibu-ibu Jepang yang memandang pendidikan anak-anak sebagai tanggung jawab yang paling penting, memberi kesempatan kepada anak-anak untuk merasa mampu, memperkuat rasa percaya diri dan membangun keberhasilan di atas ketekunan dan keuletan mereka sendiri. Kita boleh simak dengan baik apa yang sudah ditemukan oleh Harold Stevenson dan Shin-Ying Lee dalam mengantisipasi suatu keberhasilan dan perlu mengintropeksi diri kita masing-masing apa yang sudah kita buat selama ini dalam menjalani kehidupan sehari-hari kalau dilihat dari dukungan atau harapan yang sudah diberikan oleh orang tua atau bapak/ibu guru sebagai wakil sepenuhnya dari orang tua, mungkin sudah banyak yang dibuat, bagaimana supaya kita berhasil dan mendapat dukungan sepenuhnya. Semua kegiatan yang ada di Sekolah berasrama ini dari mulai kegiatan belajar di kelas, setiap perbaktian, belajar malam ada guru yang menjaga, di kamar makan ada guru/petugas yang mendampingi dan semua kegiatan yang ada, tidak ada yang tidak di dampingi oleh Bapak/ibu guru yang menaruh harapan yang tinggi dalam mengantisipasi keberhasilan hidup khususnya di Sekolah berasrama. Untuk mengantisipasi suatu keberhasilan diperlukan kerja keras, merasa mampu, percaya diri, dan membangun keberhasilan diatas ketekunan dan keuletan sendiri. Semoga kuasa Tuhan menolong masing-masing kita untuk menumbuhkan motivasi belajar yang lebih baik, dengan demikian apa menjadi tujuan kita semua datang dan belajar di Sekolah berasrama di tempat ini dan apa yang kita cita-citakan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Success is my right.