Kamis, 18 September 2008

BULAN PENUH BERKAH



INDAHNYA MEMBERI

"Mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh
karena kehendak Allah juga kepada kami." (2 Korintus 8:5).

Janda di Sarfat dihadapkan pada dilema yang cukup sulit atas permintaan Elia. Jika ia memberikan persediaan terakhir bahan makanan yang ada padanya, ia akan mati kelaparan. Namun akhirnya, ia mengambil keputusan itu, walau berisiko (1 Raja-raja 17:15). Ia memberikan makanan penyambung hidupnya kepada Elia yang berarti juga memberikan hidupnya. Demikian pula Jemaat Makedonia (2 Korintus 8:5). Mereka menderita dan kekurangan, tetapi mereka bermurah hati. Bahkan, mereka memberi diri untuk melayani. Pertama-tama mereka melayani Allah, tetapi kemudian juga melayani sesama. Sungguh Indah! Kita juga akan mengalami hal yang indah jika kita belajar dari ibu janda dari Sarfat, serta jemaan Makedonia. Mereka memberi teladang dalam hal memberi. Bagi mereka, tak ada alasan untuk tidak memberi. Apapun keadaannya. Dalam keadaan baik atau tidak baik, dalam kelebihan ataupun kekurangan. Mereka menunjukkan bahwa kita semua bisa memberi, asal kita mau. Sebab kita pasti mempunyai sesuatu untuk diberikan dalam melayani sesama -- paling tidak waktu, tenaga, dan perhatian. Yang perlu terus kita ingat adalah bahwa apapun yang kita punya adalah Anugerah-Nya, yang diberikan bukan saja untuk diri sendiri, melainkan juga untuk melayani sesama demi kemuliaan-Nya. Kesempatan untuk memberi, terlebih memberi diri adalah anugerah yang tidak boleh kita sia-siakan. Memberi hidup kita untuk melayani dengan sungguh-sunguh di mana kita ditempatkan; di rumah, di tempat kerja, dan dimana pun, adalah ibadah yang sejati. Dalam bulan yang penuh berkah SLA Purwodadi juga mempraktekan pengalaman janda di Sarfat dan Jemaat Makedonia membagikan sebagian berkat kepada masyarakat yang berkekurangan sekitar kampus Slapur dalam menyambut hari raya Idul fitri.