Kamis, 15 Mei 2008

Dengarkan Mereka Bicara



MUSANG SI TUKANG SEMBUNYI


Tersebutlah Pak Musang yang sakit hati kepada Bu Burung Hantu karena setiap kali upaya pencurian ayamnya digagalkan. Musang begitu dendamnya kepada Burung Hantu tetapi tidak dapat membalas, karena Burung Hantu tidak pernah tidur di malam hari. Selalu saja meronda kampung dan tempat yang satu ketempat lainnya. Maka segala sepak terjang si Musang selalu saja diketahui oleh si Burung yang sangat awas matanya itu dan tajam pikirannya, setajam paruh dan cakar kaki-kakinya. Di tambah lagi, ia dapat terbang bahkan di tengah kegelapan malam. Oleh sebab itu segarang-grang taring si Musang, segan juga hatinya kepada burung yang satu ini. Termasuk di antaranya, keseganannya untuk turun tangan sendiri membalaskan dendamnya itu. Karena jika terbongkar rahasianya, ia akan berhadapan dengan Pak Singa. Raja dan sekaligus hakim di hutan itu.

Tetapi bukanlah Pak Musang namanya kalau tidak dapat melaksanakan akal liciknya. Maka pada suatu hari untuk dapat membalaskan dendamnya. Pak Musang memanggil dua ekor kelinci, untuk digunakan sebagai percobaan. Disuruhnya mereka mencelakakan si Burung Hantu dengan cara apa saja, asal dapat menjatuhkan si burung, dan nanti bagian dialah yang akan mengakhiri hidup si burung malang itu.

"Tapi bagaimana dong caranya?" tanya kelinci yang terkenal tidak pernah berpikir itu. "Ya terserah kamu. Misalnya, apakah kamu berpura-pura jadi tikus, supaya kamu diburu oleh si burung Bantu. Lalu begitu burung hantu memburu, salah satu dari kamu memukul dia dari belakang. Bug! Dengan begitu'kan kalian bisa berpura-pura tidak mencelakai si burung itu, melainkan sekedar membela diri karena salah satu dari kalian sedang diincarnya."

Dua kelinci bodoh itu mengangguk-angguk, menyetujui rencana mereka untuk mencelakai si Burung Hantu. Setelah keduanya paham, mereka menikmati santapan bersama. Namun begitu keluar dari rumah Pak Musang, keduanya kembali bingung. Terus terang mereka tidak dapat berpura-pura menjadi tikus, agar diserang oleh si Burung Hantu. Maka mereka sepakat untuk memukul saja Burung Hantu yang sedang lengah itu, dan kemudian segeralah mereka menyembunyikan diri. Aman. Selesailah tugas mereka.

Benar. Sekarang rencana itulah yang mereka jalankan. Maka dengan mengendap-endap mereka mendekati si Burung Hantu yang tengah makan, lalu dipukullah burung malang itu dari belakang. Bug!! Terkaparlah burung itu tak sadarkan diri. Merasa taktik mereka berhasil, maka kedua kelinci itu segera berlari menyembunyikan diri. Tetapi malang, persis di tempat persembunyiannya itu, ia ditangkap oleh Pak Singa, dengan tuduhan percobaan pembunuhan. Rupanya Pak Singa telah mencium rencana jahat mereka dan sekarang menangkapnya.

Kedua kelinci itu sungguh meronta-ronta, karena mereka tahu hukuman apa yang bakal mereka terima nanti. Tetapi sementara itu mereka melihat Pak Musang berlari masuk ke persembunyiannya yang baru, untuk menghilangkan jejaknya sebagai pihak yang telah mengotaki kejahatan itu.

Dan akhirnya, kelinci-kelinci itu benar-benar harus menjadi korban kelinci percobaan. Menanggungkan nasibnya karena bujukan dan akal-bulus pihak lain.

************

Si licik akan berbisik-bisik selagi hari sepi, dan segera berlari terbirit-birit

ketika hari menjadi terang benderang. Oleh karena itu jangan mudah termakan hasutan,

karena para penghasut selalu akan melarikan diri lebih dahulu setelah yang

terhasut tertangkap.


"Karena congkak, orang fasik giat memburu orang yang tertindas;

mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan."

(Mazmur 10:2)