Rabu, 21 Mei 2008

Dengarkan mereka bicara




IBU BERUANG DAN JAKETNYA


Konon di dunianya sana, para beruang mempunyai banyak jaket berbulu yang harus diganti-ganti sesuai keperluan. Ketika mereka masih muda, mereka mempunyai jenis jaket-nya sendiri, dengan warna bulunya yang khas. Demikian juga pada setiap musim dan tempat, mereka mempunyai jenis jaketnya sendiri-sendiri. Maka konon, banyak jaket dimiliki oleh kaum beruang itu.

Dan tersebutlah sebuah keluarga beruang di mana suami-istri sama-sama bekerja. Suami bekerja, istri juga bekerja. Sedangkan anak-anak mereka tinggal di rumah, di asuh oleh neneknya. Ketika anak-anak beruang itu masih kecil, hidup mereka tampak bahagia. Suasana rumah-tangga mereka dipenuhi dengan tawa dan canda-ria. Tetapi sekarang, ketika anak-anak mereka sudah beranjak besar. Ibu beruang kelihatan tidak sabaran seperti dulu lagi. Sekarang lebih sering marah-marah. Pulang dari bekerja, marah-marah. Mau berangkat bekerja, marah-marah. Ketika malam hendak tidur, marah-marah. Pendek kata di setiap kesempatan ia selalu tampil dengan kemarahannya. Maka hal ini menjadi makanan yang pahit bagi seluruh hati dan telinga setiap anggota keluarga, terutama anak-anak beruang yang masih kecil. Juga membuat hati Pak Beruang, suaminya, jadi bertanya-tanya akan apa yang menjadi penyebabnya.

Yang lebih mengejutkan lagi, suatu hari berikutnya Ibu beruang memberitahu suaminya bahwa ia mendapat surat peringatan dari majikan tempatnya bekerja, juga disebabkan karena ia tidak dapat mengendalikan diri dan marah-marah.

"Apa yang kira-kira menjadi penyebabnya ya, Pak ancil ?" tanya Pak Beruang kepada Pak Kancil, penasihat masalah keluarga di hutan itu. "Ayo kita pulang saja, Pak Beruang. Ngapain kita datang ke tempat yang begini panas?" protes Ibu Beruang kepada suaminya, ketika ia diajak berkonsultasi kepada Pak Kancil.

Tetapi Pak Beruang diam saja, menunggu jawaban dari Pak Kancil, yang sekarang sedang memperhatikan benar sesuatu yang agaknya ada di dalam diri Ibu Beruang. Sebentar kemudian Pak ancil yang terkenal cerdas itu pun berkata perlahan kepada Ibu Beruang.

"Ibu Beruang, coba lepaskan jaket itu." Katanya. Ibu Beruang pun membuka jaketnya. Tetapi apa yang terjadi ? Ternyata di balik jaketnya itu masih terdapat jaket lagi. "Bukalah lagi jaket yang satunya itu." kata Pak kancil lagi. Ibu Beruang itu pun membuka jaketnya lagi. Dan lagi-lagi, di balik jaket yang sudah dibukanya itu masih terdapat jaket yang lain lagi. Maka lagi-lagi pulalah Pak Kancil memerintahkan agar Ibu Beruang membuka jaketnya lagi, dan lagi dan lagi, dan lagi............tetapi jaket Ibu Beruang itu seperti tidak ada habis-habisnya. Sampai akhirnya Pak Kancil pun berkata, "Pantas saja Ibu Beruang selalu marah-marah dan merasa panas berada di segala tempat, karena ternyata Ibu Beruang mengenakan banyak sekali jaket." kata Pak Kancil setelah menemukan kesimpulannya. "Maka kalau Ibu ingin dapat hidup tenteram dan tidak marah-marah. Ibu hanya boleh mengenakan jaket yang sesuai dengan tempatnya. Yaitu, ketika Ibu bekerja, kenakanlah jaket kerja. Tetapi ketika sampai di rumah, jaket kerja itu harus Ibu buka dan diletakkan, lalu di ganti dengan jaket atau baju rumah. Demikian juga ketika Ibu bekerja, jangan bawa-bawa jaket rumah ke tempat kerja.

Karena masing-masing jaket itu sudah mempunya bebannya sendiri-sendiri. Maka jika Ibu tidak dapat meletakkan salah satunya, maka Ibu akan kehilangan jati-dirimu, dan menimbulkan korban baru, karena Ibu selalu marah-marah." kata Pak Kancil pula. Keesokan harinya, rumah Pak Beruang kembali dihuni oleh tawa-riang anak-anaknya, karena Ibu Beruang sekarang hanya mengenakan jaket yang sesuatu dengan tempatnya.