Senin, 18 Februari 2008

Artikel




FILSAFAT KIASUISME


Drs. Petrus Souisa, M.Ed


Filsafat hidup menjadi yang terbaik atau disebut juga Filsafat Kiasuisme.( Kiasu berarti takut kalah). Filsafat ini berkembang sangat cepat di kota-kota dimana tingkat persaingan tinggi sekali, seperti di Singapura. Mereka selalu takut kalah, sehingga selalu mengejar terus menerus tanpa tahu lagi untuk apa mereka hidup dan berjuang.

Ada satu nyanyian yang diperlombakan di Telivisi Singapura, kira-kira isinya sebagai berikut: Aku seorang anak yang luar biasa

Orang tuaku mengatakan bahwa kelak aku harus menjadi seorang ahli yang ternama

Aku harus menjadi segala macam ahli

Hari senin aku les musik, hari selasa les bahasa Inggris, hari Rabu les Mandarin, hari Kamis les Matematika, hari Jum'at les biola, hari Sabtu les seni lukis, hari Minggu juga tidak beristirahat

Orang tuaku mengatakan aku harus menjadi seorang ahli yang sukses.

Didalam filsafat Kiasuisme, banyak orang yang terinjak dan putus sekolah karena mereka tersisih. Dalam berbagai pertandingan atau persaingan mereka kalah dan merupakan tekanan yang luar biasa bagi anak. Yang terbaik hanya satu, dan menghancurkan mereka yang bukan terbaik.

Kalau kita menggunakan filsafat menjadi yang terbaik, maka ketika teman-teman seluruh kelas mendapat nilai matematika 80, maka kita cukup mendapat nilai 81 atau 85. Atau nilai matematika seluruh kelas mendapat nilai 65, kita cukup mendapat nilai 66 atau 70. Tetapi kalau kita menggunakan filsafat mau mengembangkan yang terbaik atau filsafat mengabdikan yang terbaik dari kita, maka kita tidak akan berhenti dan tidak akan pernah puas mendapat nilai 81 atau nilai 66, tetapi kita akan berkembang terus sejauh yang kita bisa, dan juga akan mengembangkan diri dibidang-bidang lain, selama kemungkinan itu dibukakan kepada kita. Filsafat mengabdikan yang terbaik akan menyebabkan kita mengembangkan semua protensi yang terbaik yang telah Tuhan berikan kepada kita. Diamati oleh para ahli pendidikan bahwa kebanyakan orang hanya menggunakan kira-kira 10 persen potensi mereka; kalau meeka menggunakan sampai sebanyak 25 persen saja, mereka disebut jenius. Kalau kita bisa meningkatkan penggunaan potensi kita dari 10 sampai 20 persen, kita bisa melipat duakan kemampuan kita dan masih punya 80 persen potensi yang belum disadap.

Michael Angelo mengerjakan 44 patung dalam hidupnya. Dia hanya menyhelesaikan 14 diantaranya. David dan Moses mungkin yang paling termashur. Lain-lainnya tidak pernah diselesaikan. Hanya balok-balok batu, mungkin dengan satu lengan atau kepala. Sebuah museum di Italia ditempat orang bisa melihat hasil karya yang tidak selesai potensi jenius besar yang tidak terpenuhi dan cukup menyedihkan bahwa ada hasil karya Michael Angelo yang tidak terselesaikan. Tetapi yang lebih menyedihkan adalah setiap hari banyak diantara kita yang tidak menyadari seperti balok-balok batu yang belum dikembangkan.

Ada beberapa cara untuk memulai bagaimana mengembangkan semua potensi yang terbaik yang telah Tuhan berikan kepada kita :



  • Hal yang pertama adalah MELIHAT KEATAS dan menemukan satu model. Cari seseorang melakukan pekerjaan yang lebih baik dari pada dirimu. Yang kita perlukan adalah seseorang yang sedikit lebih baik daripada kita dan kita perlu banyak melewatkan waktu dengan mereka. Kalau kita ingin mengembangkan potensi kita yang tersembunyi, cari dan temukan seseorang yang berpikir lebih cepat, berlari lebih cepat, dan membidik lebih tinggi. Mereka adalah orang-orang yang akan mengangkat anda.


  • Hal yang kedua untuk mengembangkan potensi kita, kita setiap saat harus MELEPASKAN semua yang merupakan diri kita supaya kita bisa menerima apa yang bisa menjadi diri kita. Banyak orang yang tidak memahami ini. Mereka ingin memegang teguh apa diri mereka dan pada saat yang bersamaan menjadi semua yang bisa mereka capai. Untuk mencapai potensi kita, setiap saat harus rela melepaskan. Dalam alkitab banyak contoh yang dapat kita ambil sebagai pengalaman yang indah yaitu melepaskan sesuatu supaya bisa meningkat lebih tinggi: Abraham melepaskan tempat tinggalnya/rumahnya untuk mencari negeri yang lebih baik. Musa melepaskan harta kekayaan di Mesir. Daud melepaskan rasa amannya. Johanes Pembaptis melepaskan kesempatan menjadi yang pertama supaya bisa menjadi yang kedua. Rasul Paulus melepaskan masa lalunya dan membuat perubahan 180 derajat dalam hidupnya. Jesus sendiri melepaskan hak-hakNya. Dan kita akan mendapatkan bahwa kita juga harus melepaskan sesuatu yang baik, kalau kita menginginkan sesuatu yang lebih baik. Kita tidak akan menemukan siapapun yang mencapai keberhasilan besar dalam kehidupan tanpa kisah melepaskan sesuatu.


  • Yang ketiga untuk mengembangkan potensi kita : TAMPIL. Tidak ada yang akan membantu kita mencapai potensi dalam menghadapi tantangan hidup karena setelah kita melihat tantangan datang kita gagal tampil untuk bertarung. Jangan merasa terancam oleh tantangan. Tetapi sambut tantangan dengan berhadapan muka dan jangan takut menghadapi setiap tantangan.


  • Yang keempat dalam mengembangkan potensi kita : NAIK KEATAS. Kalau kita melihat keatas kepada seseorang yang mencapai potensinya, kalau kita melepaskan apa saja yang menghalangi kita mengembangkan yang terbaik, dan kalau kita tampil menghadapi tantangan kita dan tidak takut, maka kita akan naik keatas. Kita akan naik keatas sampai ke puncak potensi kita tetapi itu dapat kita capai hanya setelah kita melihat keatas, melepaskan dan tampil. Selamat berjuang. Success is my right. PS