Rabu, 13 Februari 2008

Rahasia orang-orang sukses



PERSOALANNYA BUKANLAH SEBERAPA

KERAS ANDA BERUSAHA


Bekerja keraslah maka Anda akan mendapatkan imbalannya. Kedengarannya sederhana. Tetapi ingatkah Anda bagaimana rasanya, belajar untuk menghadapi ujian? Ada anak yang selamanya belajar tetapi tetap saja nilainya buruk. Ada juga yang hampir-hampir tak pernah belajar tetapi nilai-nilainya hebat. Anda bisa saja menghabiskan upaya luar biasa secara tidak efisien dan tidak meraih apa-apa. Atau, Anda bisa juga mengerahkan upaya yang biasa-biasa saja secara efisien dan meraih imbalannya. Maksud pekerjaan Anda adalah untuk meraih kemajuan, bukan sekedar berupaya.

Achenbach's Pastries adalah sebuah institusi di Kabupaten Lancaster, Pennsylvania. Toko roti milik keluarga ini mempunyai basis pelanggan yang setia dan telah lebih dari empat dekade beroperasi secara menguntungkan.

Pada tahun 1990-an, para pemiliknya memutuskan untuk mengembangkan usaha mereka --- menawarkan roti sandwich dan produk-produk lainnya dan menambahkan lokasi-lokasi baru bagi eceran maupun grosiran.

Seumur hidup mereka, para pemilik toko roti ini tak pernah bekerja sekeras seperti setelah mereka ekspansi. Dan sebagai imbalan atas segala kerja keras mereka itu, mereka malah mendapatkan uang lebih sedikit dan ancaman kebangkrutan sebab meeka tak dapat melunasi hutang-hutang mereka yang timbul dalam ekspansi tersebut.

Earl Hess, seorang pensiunan eksekutif bisnis, memberikan modal untuk mempertahankan bisnis perusahaan itu, lalu membeli keseluruhan operasinya. Ia pandang segalanya sebagai pengamat yang obyektif dan menemukan bahwa toko roti ini gagal akibat ketidak efisienan. "Produk meeka terlalu banyak. Sembilan puluh persen penjualan berasal dari 10 persen produk mereka. Mereka rugi karena memproduksi produk-produk tertentu dalam jumlah sangat sedikit." Hess mengatakan bahwa ketika ia mengambil alih perusahaan ini ia sudah tahu:"Orang-orang ini memang sudah bekerja sangat keras, tetapi kurang bekerja secara cerdas."

Upaya adalah ciri yang paling terlalu dilebih-lebihkan dalam mendatangkan sukses. Orang memeringkat upaya sebagai peramal sukses yang terutama, padahal upaya justru merupakan faktor yang paling tidak penting. Upaya justru merupakan peramal yang paling payah, sebab upaya yang tidak efisien merupakan sumber perasaan kecil hati, membuat orang menyimpulkan bahwa mereka takkan pernah meraih sukses karena bahkan mengerahkan upaya maksimalpun tidak membuahkan hasil. Scherneck 1998.